Jumat, 20 Januari 2012

2012, Industri Aplikasi Mobile Bakal Jadi Tambang Emas



Kompas.com/Tenni Purwanti
Eldwin Viriya (kanan) dan Jefvin Viriya (kiri), sedang membangun prototype game mereka pada Developer Camp di DigiGames Suria Sumantri, Bandung, Sabtu (10/12/2011
JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini dan tahun-tahun ke depan, industri perangkat lunak (software) khususnya di perangkat mobile akan menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Pasalnya, pertumbuhan pasar ponsel pintar maupun tablet juga meningkat seiring dengan pertumbuhan yang stagnan dan cenderung menurun untuk industri perangkat PC desktop.

Praktisi Bisnis IT Indra Sosrodjojo menyatakan kecenderungan itu sudah mulai terlihat dari industri yang awalnya menggarap pasar korporasi, kini mulai melirik pasar konsumen atau retail.
Contoh industri yang mengalihkan model bisnisnya tersebut adalah Apple Computer yang berhasil meraih pasar konsumen dengan produknya mulai dari iPod, iPhone, dan iPad.

"Model bisnis yang dilakukan oleh Apple kini mulai diikuti oleh industri lainnya, begitu juga dengan urusan soal software," kata Indra di Jakarta, Selasa (17/1/2012).

Contoh perusahaan yang mengikuti langkah Apple adalah Samsung Electronics yang mulai memproduksi Samsung Galaxy Tab hingga beberapa gadget layar sentuh lainnya. Belum lagi industri dari vendor lainnya yang mengekor kesuksesan Apple.

Hadirnya perangkat-perangkat canggih tersebut, lanjut Indra, mau tidak mau bakal menumbuhkan industri software dengan membuat berbagai macam aplikasi, mulai dari game, musik hingga aplikasi lain yang mendukung fungsionalitas perangkat layar sentuh tersebut.

"Jika kita kreatif maka industri kreatif di bidang IT pun tercipta," jelasnya.

Menurut data dari Business Monitor International (BMI), jumlah pengeluaran biaya IT di Indonesia pada tahun 2015 akan mencapai 10,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 92 triliun.
Rata-rata pertumbuhan industri software di tanah air mencapai 18 persen hingga empat tahun ke depan. Dari jumlah tersebut, pengeluaran biaya IT untuk software mencapai sekitar 20-30 persen, sisanya masih dari perangkat keras (hardware).

"Hal tersebut menjadi bukti bahwa pasar IT di Indonesia tumbuh dengan pesat. Pertumbuhan tersebut harus dijadikan peluang bagi pengembang software lokal untuk mengambil sebagian besar pangsa software yang rata-rata didominasi asing tersebut," jelasnya.

Apalagi Indonesia memiliki pasar yang luas dengan sekitar 237 juta jiwa penduduk yang mayoritas sudah memiliki perangkat mobile. Selain itu, tarif internet di Indonesia sudah dinilai lebih murah dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga biaya akses internet untuk mengunduh software menjadi lebih murah.

Sumber: Tekno kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar